Minggu, 28 April 2013

#sebuah siang 1


di sebuah siang pipimu berdebu. bercampur peluh, mengeluhi waktu.
kapan segoresan kuku berslancar membentuk garisgaris lurus,
bercerita tentang hingarbingar hidup, panas yang ganas, dan mimpi yang tak pernah padam.

gelombang rambut disapu angin. hitam terurai. bagai selaksa surga di pucuk mata.

kau tak kenal lelah, membiarkan harihari melukaimu. kau merenung di siang hari.
saat orangorang ribut menagihi hidup, kau malah tersipu di balik kerlingan alis.

kau rindu seseorang bukan?

orang yang mengantarmu bolakbalik, diatas gerbong kereta terkekeh dengan sepuntung bara.
menggantung seperti monyet lalu kembali dengan  karcis dan dua bungkus es kelapa.
dia kurus memang, tapi cukup kuat untuk menahan kerumunan orang saat mereka menghujamimu dengan desakan, selepas turun di peron, kau tampak keheranan.

sekedar nostalgia, kau kembali meracuni rasa dengan purapura bahagia, padahal luka tak terkira perihnya.

di sebuah siang. ingin sekali kuusap pipimu yang tak lagi rona.

 Juli 2012.