Malam ini saya baru pulang dari
acara pelantikan ketua KSW periode 2013. Sebagai warga biasa yang tidak
menjabat pengurus saya kaget sekaligus bertanya-tanya, perihal pelantikan tersebut. Tapi
pertanyaan-pertanyaan itu kemudian sedikit terjawab setelah mendengar berita
acara yang dibacakan oleh salah satu perwakilan MPA. Berita acara itu sebuah
kronologi kisah dari awal hingga keputusan pengunduran diri dari ketua.
Walaupun masih ada beberapa hal penting yang menurut saya belum disampaikan
kepada warga, yaitu soal jatah pembagian temus. Saya kira warga perlu tahu
semuanya secara mendetil.
Kronologi itu bermula dari kisah
beberapa orang yang menyodorkan empat puluh tanda tangan warga kepada MPA,
meminta agar ketua KSW mundur dari kursi jabatan. Tentu jumlah empat puluh ini
tidak sebanding dengan jumlah warga KSW keseluruhan yang tidak ikut
menandatangani, termasuk saya dan kawan-kawan yang lain. Inilah awal dari
sekian rentetan yang mengakibatkan ketua KSW mengundurkan diri. Adapun motif mereka
menandatangani (juga pembuatan surat tuntutan itu) saya tidak punya hak
bersuara, karena memang saya tidak terlalu tahu secara mendalam apa yang
sesungguhnya sedang terjadi di dalam tubuh KSW. Ditambah saya bukan Dewan
Pengurus (DP).
Tapi sebagai warga biasa saya masih
punya hak berusara. Dari jumlah empat puluh warga yang menandatangani ada tiga
belas DP yang turut serta. Sebagai satuan kabinet sebaiknya DP justru kordinasi
terlebih dulu kepada ketua. Walau bagaimanapun sejak pelantikan periode
kepengurusan maka para DP itu sudah menjadi kesatuan wadah untuk bersama-sama
memajukan KSW. Jadi langkah DP yang secara diam-diam ikut menandatangani surat
itu, secara organisasi salah dan menyimpang dari jalur.
Sejauh mana ketiga belas DP itu
berkhidmat ke pada KSW? Sampai berani menuntut ketuanya untuk mundur.
Pengalaman saya di KSW ituh, hampir seluruh agenda atau acara di letakan
secara besar kepada ketua. Saya kira di kekeluargaan-kekeluargaan yang lain pun
demikian. Karena alasan temus dan yang lain. Jadi memang organisasi
kekeluargaan kita tidak profesional, karena belum tentu yang professional itu
baik untuk sesama. Maka menitikberatkan ketua dengan seabreg tugas adalah hal
yang wajar dan melogika. Kalau mau akademisi-akademisian, saya bisa minta
beberapa DP yang ‘bandel’ untuk turun dari jabatan. Tapi tuntutan itu tentu
dianggap aneh dan mengada-ada. Maka meminta mundur ketua KSW dengan
alasan-alasan –yang bahkan tidak disebutkan di acara pelantikan tadi, adalah
hal yang bagi saya cukup aneh.
Walau kemudian akhrinya pengunduran
diri justru datang dari ketua, sebelum tuntutan diputuskan oleh MPA, sebagai
lembaga tertinggi. Berbagai pujian dan apresiasi datang dari mana-mana, sikap
pengunduran ini sungguh kesatria dan jentel. Tapi sejarah tidak akan lupa hanya
karena pujian-pujian gombal, yang menurut saya tidak berdampak apa-apa. Tetap
saja kejadian ini jadi slentikan yang cukup keras untuk kita semua agar
tidak gegabah dalam mengambil langkah.
Selanjutnya sebagai warga saya hanya
bisa berharap, semoga pelantikan ketua baru –yang kurang lebih masih sisa 4
bulan- menghasilkan gebrakan baru untuk membawa KSW lebih dicintai warganya.
Dan acara pelantikan malam ini sungguh tidak sia-sia!
11:00
Kairo, 7 Mei 2013.